Halo Dunia! - Hello World!

>> Saturday, November 1, 2008

METAMORFOSA - kata ini berakar dari kata metamorfosis, yang menurut Kamus Tesaurus Bahasa Indonesia kata metamorfosis memiliki beberapa padanan kata antara lain; alih bentuk, alterasi, konversi, perubahan, transmutasi, penjelmaan, salin jisim (sunda). Metamorfosa sendiri biasanya mengingatkan kita pada sebuah proses alamiah seekor ulat menjadi bentuk kupu-kupu, sebuah penjemaan (jika boleh dikatakan) dari jelek menjadi sesuatu yang indah. Sebuah proses penjelmaan - perubahan.

Metamorfosa terjadi hampir apapun dan siapapun. Metamorfosa pada manusia merupakan yang paling kompleks dan rumit, secara kasat mata metamorfosa manusia terbagi dua; pada anak laki-laki kondisi fisiknya berubah dengan munculnya jakun (Adam’s apple), suara yang menjadi besar dan lainnya, sehingga sebagai pria; pada anak perempuan kondisi fisiknya berubah dengan munculnya buah dada (payudara), suaranya seperti anak kecil, terjadinya proses peluruhan sel-sel telur setiap bulan (mensturasi) dan lainnya, sehingga disebut sebagai wanita. Metamorfosa ini merupakan sebuah proses yang bersifat badaniah. Sedangkan metamorfosa batiniah manusia tergantung pada banyak hal dan amat rumit. Dalam kegiatannya sehari-hari pun manusia bermetamorfosa misalnya ketika akan berangkat beraktivitas, berkarir atau menjalin hubungan antar manusia (baik sebagai makhluk sosial ataupun hubungan percintaan) semua selalu bermetamorfosa.

Jakarta juga mengalami proses yang sama yakni bermetamorfosa dari sebuah tempat yang digunakan sebagai pelabuhan utama Kerajaan Pajajaran dan pos perdagangan (trading post) di masa lalu menjadi Jakarta yang kita kenal sekarang ini. Bukan hanya bentuk (form) yang beralih, nama dari Jakarta juga bermetamorfosa, Jayakarta – Batavia – Jakarta. Jakarta merupakan sebuah ruang (space) yang menjadi habitat dari banyak makhluk manusia, flora dan fauna. Ruang dalam Jakarta juga ikut bermetamorfosa. Keragaman juga dapat dilihat dimana-mana di Jakarta. Gubahan-gubahan massa (arsitektur) pembentuk ‘citra’-nya juga bermetamorfosa dari bentuk yang paling sederhana dengan fungsi yang sederhana hingga bentuk yang paling kompleks dengan fungsi yang kompleks pula. Terminologi untuk Jakarta juga bermetamorfosa kampung besar, metropolitan hingga saat ini megapolitan. Metamorfosa selalu terjadi.

Sebagai sebuah hasil karya cipta manusia arsitektur bermetamorfosa. Dari gaya (style) hingga ke teknologi yang digunakan - dari bentuk yang paling sederhana hingga yang kompleks sebuah craft evolution. Sang arsitek pun turut bermetamorfosa dalam pencariannya, contoh dalam berkarya, bandingkan karya dimasa-masa awal pastilah karya tersebut berbeda dengan masa kini, hal ini disebabkan oleh banyak hal salah satunya adalah metamorfosa batiniah sang arsitek. Metamorfosa bukanlah bentuk dari inkosistensi manusia tapi merupakan sebuah proses yang dapat dimaknai sebagai sebuah proses menuju yang lebih baik.

Mari ber-metamorfosa...

1 comments:

habitus November 19, 2008 at 6:55 PM  

Akhirnya ketemu juga, ini 'mungkin' juga proses metamorfosa saya? Dari belum pernah bertemu menjadi sudah ketemu (tentu saja dalam blog metamorfosa yang masih gres). Masih dalam proses metamorfosa; saya melihat ada hal yang menurut hemat saya pantas untuk dikemukakan, yakni: yang TETAP dalam metamorfosa . Maksudnya, dalam proses metamorfosa selalu terjadi perubahan meski dalam tahap yang paling sederhana, namun ada yang tetap yaitu 'sesuatu' yang menyertai proses metamorfosa. Singkat kata, manusia dilahirkan untuk bermetamorfosa (bahkan harus) celakanya apabila metamorfosa manusia tercemar oleh kognitif yang keliru, tentu hasilnya tidak sesuai yang diharapkan. Pertanyaannya, mengapa yang disebut dengan 'sesuatu' itu terkadang tak mampu menyertai proses metamorfosa manusia secara baik sehingga tiap-tiap tahap hasil metamorfosa bisa benar (dan baik tentu saja).
'Sesuatu' bisa diandaikan seperti ruh, jiwa, spiritualitas; sesuatu yang pada dasarnya dilahirkan baik dan sempurna. Tugas manusia adalah menjaga, merawat, memelihara, mengoperasikan 'sesuatu' tadi dengan lebih bijak, sedangkan metamorfosa adalah proses natural yang juga harus dijaga, dirawat, dipelihara supaya tiap-tiap tahap metamorfosa menghasilkan 'sesuatu' yang baru, yakni neo habitus. Habitus yang selalu mengarah pada suatu kemampuan saling memperbaiki kualitas hidup.

Salam hormat untuk Anda yang muda.
albertus kriswandhono
kunokininanti@gmail.com

Blog Archive

Followers

About This Blog

KUMKUM

About This Blog

  © Blogger templates Romantico by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP